zmedia

Memaknai Al-Qur’an Secara Utuh

Sahabat muslim dimanapun berada.

Perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan sangat berpengaruh terhadap sudut pandang masyarakat akan urgensi beragama beserta seluruh ajaran di dalamnya. al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam dan mukjizat terbesar Rasulullaah Muhamaad Saw. al-Qur'an diyakini sebagai pedoman hidup yang dapat mengantarkan siapapun yang berpegang teguh kepadanya menuju kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Oleh karena itu, sebagai muslim yang bertakwa hendaknya memiliki tekat yang kuat untuk mencintai al-Qur’an, mendalami isi kandungannya, serta mengamalkannya dalam kehidupan nyata. 

Di zaman ini, mengkaji al-Qur’an tidak hanya cukup dengan mendengarkan ceramah Islami atau membaca tafsiran ayatnya saja, akan tetapi perlu menelaah kembali hasil penafsiran para ulama terdahulu, mengkritisinya, kemudian menyelaraskannya dengan fakta kehidupan zaman sekarang. Sebab, tanpa adanya kesadaran untuk mengkaji dan memaknai kembali al-Qur’an, akan mengakibatkan stagnasi pemikiran atau tajammudu l fikr.

Jika suatu ketika kita dihadapkan dengan sebuah problem masyarakat terkait aksi kekerasan dengan mengatasnamakan agama atau jihad, yang disebabkan oleh model penafsiran yang tekstual terhadap salah satu ayat, misalnya QS. At-taubah (9) : 29. Padahal tujuan beragama dalam Islam adalah untuk menciptakan perdamiaan dalam kehidupan, serta menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. 

Atau bagaiamana jika kita dihadapkan dengan kasus terkait diskriminasi perempuan atau doktrin patriarkhi dalam rumah tangga, disebabkan juga oleh model penafsiran yang tekstual terhadap QS. An-Nisa (4) : 34, hingga sebagian mufassir mem-fatwa-kan tetang larangan bagi perempuan untuk menjadi pemimpin, padahal situasi dan konteks zaman sekarang sudah berubah, dimana banyak perempuan yang berpotensi untuk menjadi pemimpin publik.

Oleh karena itu, untuk menjawab berbagai problematika umat zaman sekarang perlu rekonstruksi makna ayat al-Qur’an, sehingga al-Qur’an akan tetap menjadi pedoman lintas generasi hingga mengantarkan kita menuju kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat. Maka, para ulama’ masa kini memandang tafsir bukan hanya sebatas produk yang di-baku-kan, melainkan tafsir merupakan sebuah proses yang akan terus dinamis, dikritisi dan dikembangkan, agar senantiasa mampu menjawab tantangan zaman. Sesuai dengan slogan para mufassir kontemporer bahwa:

القُرْآنُ صَالِحٌ لِكُلِّ زَمَانٍ وَمَكَانٍ

“al-Qur’an akan selalu benar kapanpun dan dimanapun”.

Sahabatku.,

Tinggal menghitung hari, Ramadhan tiba. Kita harus memantaskan diri dengan berbagai persiapan menjalang kehadiran bulan penuh berkah ini. Selain fisik, harta, dan ilmu, kita juga harus membersihkan jiwa agar siap menyambut datangnya bulan Ramadhan. Semangat beribadah, kegembiraan dalam kebaikan, serta kedamaian, merupakan bukti kesiapan batin kita menyambut bulan Suci. Berbagai kebaikan Allah Swt. turunkan di bulan ini, salah satunya adalah diturunkannya al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah Swt.:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).

(QS. Al-Baqarah (2) : 185)

Oleh karenanya, bulan Ramadhan hendaknya diisi dengan beragam kebaikan & ibadah. Bulan Ramadhan juga dijuluki dnegan “Syahru l Qur’an”. Maka, pilihan tepat bagi kita untuk berlomba-lomba menghatamkan al-Qur’an dan tentunya disertai mendalami isinya.   Al-Qur’an menjadi wasilah pahala kebaikan bagi kita. Dengan membacanya saja, Allah Swt. akan memberikan pahala kebaikan yang berlipat ganda. Sebagaiman sabda Rasulullah Saw.

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا , لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ

Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tetapi aliif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.

(HR. Tirmidzi)

Sahabat.,

Sebuah pesan di ujung artikel singkat ini, mari kita cintai al-Qur’an, bacalah dan pedomani al-Qur’an, karena ia merupakan jalan menuju kebaikan dan kebahagiaan dunia-akherat. Merupakan sebuah kemunduran jika problem kontemporer dewasa ini dipecahkan dengan metode orang-orang terdahulu yang jelas berbeda dengan problem kita sekarang. Oleh karena itu, mengoptimalkan fungsi akal dengan mengkritisi dan mengembangkan tafsir merupakan pilihan tepat untuk menghadirkan pesan-pesan mulia dalam al-Qur’an, sehingga al-Qur’an akan selalu hadir dan menjadi solusi terbaik bagi setiap problem kehidupan.

Sekian, semoga bermanfaat. Aamiin..

Surakarta, Rabu 13 Sya’ban 1446 H. (12.45)

Al faqiir ilaa ‘afwi Rabbihi

Badarudin Muhammad Khadam


Posting Komentar untuk "Memaknai Al-Qur’an Secara Utuh"